6.02.2010

PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP DITINGKATKAN STATUSNYA MENJADI KAWASAN MINAPOLITAN

CILACAP - Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap/PPSC statusnya akan ditingkatkan menjadi kawasan Minapolitan. Minapolitan adalah sebuah konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan system management kawasan berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselarasi tinggi.

Hal tersebut diungkapkan Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr. Ir. Dedy Heryadi Sutisna ketika memimpin rakor program Minapolitan, digedung Jalabumi Cilacap, Selasa (25/05). Rakor dihadiri jajaran kementerian Kelautan dan Perikanan, serta kementerian yang terkait dengan program Minapolitan, Wakil Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dan SKPD dilingkungan Pemkab Cilacap.
Peningkatan PPSC menjadi Kawasan Minapolitan, mengingat perairan Selatan Cilacap mempunyai potensi sebagai pusat ikan Tuna, Cakalang, dan udang yang bernilai ekonomis tinggi.
Lebih lanjut Dirjen Perikanan Tangkap menjelaskan, bahwa program Minapolitan tidak mungkin bias dikembangkan oleh Kementerian Keluatan dan Perikanan sendiri, tetapi memerlukan partisipasi dari seluruh dinas instansi terkait.


16 Pelabuhan Dikembangkan Jadi Kawasan Minapolitan

ANTARA - Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Perikanan dan Kelautan Dedy Heryadi Sutisna mengatakan sebanyak 16 pelabuhan perikanan di Indonesia segera dikembangkan sebagai kawasan minapolitan.


"Dari 107 pelabuhan perikanannya disiapkan untuk kawasan minapolitan dalam kurun lima tahun, 16 pelabuhan di antaranya sudah siap dikembangkan tahun ini," katanya kepada wartawan usai sosialisasi Program Minapolitan di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.

Menurut dia, 16 pelabuhan perikanan yang segera dikembangkan sebagai kawasan minapolitan, antara lain berada di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Jakarta, Pelabuhan Ratu (Sukabumi), Bitung, dan Tanjung Pandan (Bangka Belitung).

Disinggung mengenai alokasi APBN untuk pengembangan kawasan minapolitan ini, dia mengaku tidak bisa menyebutkannya secara pasti.

"Saya tidak bisa mengestimasikan alokasi karena semua sektor diajak membangun sana (minapolitan, red.). Jadi, saya tidak butuh berapa anggaran yang harus ada karena yang penting semua sektor turut membangun," katanya.

Sementara itu dalam paparannya saat sosialisasi, Dedy Heryadi Sutisna mengatakan, minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan.

Dalam hal ini, kata dia, pengembangan tersebut berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi tinggi.

Menurut dia, minapolitan tidak mungkin dikembangkan sendirian oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, tetapi memerlukan partisipasi semua instansi terkait.

Terkait pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) menjadi minapolitan, dia mengatakan, hal itu memerlukan pembangunan sarana dan prasarana umum yang diharapkan dapat dilaksanakan instansi terkait sesuai dengan wewenangnya.

"Peningkatan PPSC menjadi minapolitan akan berdampak positif untuk pengembangan ekonomi berbasis perikanan di Kabupaten Cilacap serta meningkatkan pelayanan umum yang prima dan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Terkait hal itu, Wakil Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji meminta seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lintas sektoral dan instansi terkait lainnya turut mendukung pengembangan PPSC sebagai kawasan minapolitan.

Bahkan, dia mengharapkan, kawasan budi daya ikan air tawar di Kabupaten Cilacap yang memiliki potensi cukup besar, dapat dikembangkan menjadi minapolitan.

"Kami berharap, minapolitan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat pesisir di Kabupaten Cilacap," katanya.

Sementara itu, Kepala PPSC Mian Sahala Sitanggang mengatakan, fasitas di pelabuhan yang dipimpinnya sudah cukup memadai.

Kendati demikian, dia mengatakan, PPSC masih menghadapi beberapa permasalahan, antara lain kurangnya bahan bakar minyak (BBM), pelelangan ikan yang belum lancar, minimnya daya listrik, dan pendangkalan di Kali Yasa.

Menurut dia, Kali Yasa yang mengalami pendangkalan sekitar minus 0,5-0 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengakibatkan sulitnya kapal nelayan berukuran kecil untuk tambat di sungai tersebut saat pasang surut.

Dia juga menawarkan peluang bagi investor di bidang penangkapan, industri pengolahan, dok, stasiun pengisian bahan bakar nelayan, dan industri hulu pembuatan jaring, untuk menempati kawasan industri seluas delapan hektare di sekitar PPSC.

Secara terpisah, Asisten Deputi Direktorat Konservasi Kawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Sulistrianto mengatakan pengembangan minapolitan di Cilacap harus tetap memerhatikan keberadaan mangrove yang ada di kawasan Segara Anakan.

"Kelestarian mangrove harus menjadi prioritas kalau ingin minapolitan. Harus ada kehati-hatian jika akan mengoptimalkan target minapolitan, bisa menjadi bumerang karena mangrovenya rusak," katanya. h