4.08.2011

Gempa Cilacap Akibat Deformasi


Gempa 7,1 SR yang mengguncang Cilacap Senin (4/4) pukul 3.06 WIB diduga akibat proses relaksasi yang diikuti deformasi gempa sebelumnya, gempa Pangandaran pada tahun 2006.

"Gempa ini terjadi pada bagian atas gempa susulan akibat proses relaksasi yang diikuti deformasi gempa 2006, yang berdasarkan data masih terjadi hingga saat ini," kata pengamat gempa ITB Irwan Meilano. Gempa Cilacap diketahui terjadi akibat mekanisme normal atau sesar turun. Deformasi terjadi pada patahan seluas seluas 50 km x 25 km. Akibat gempa, diketahui terjadi pergeseran sebesar 1,5 meter.

Gempa Cilacap terjadi di dalam lempeng (interplate) Eurasia, bukan pada bidang kontak lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Karenanya, meski berkaitan gempa Cilacap ini berbeda dengan gempa Pangandaran.

Irwan mengungkapkan, dalam beberapa kasus gempa interplate memiliki potensi tsunami. Tapi, ia menjelaskan bahwa terjadi atau tidaknya tsunami tergantung pada mekanisme gempa dan magnitud gempanya. "Kalau sesar naik itu efektivitas terjadinya tsunami lebih tinggi daripada sesar turun. Tapi walaupun sesar turun kalau magnitudnya besar dan bergesernya banyak, bisa juga terjadi tsunami," jelasnya.

Hingga saat ini belum dilaporkan data kerusakan akibat gempa. Getaran gempa yang terjadi dini hari tersebut sempat membuat masyarakat panik dan mengungsi. Satu orang dilaporkan tewas di pengungsian akibat terkejut dengan adanya gempa. Peringatan tsunami sempat dikeluarkan namun akhirnya dicabut oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) pada pukul 4.40 WIB. (Yunanto Wiji Utomo)
Sumber: Kompas

Tidak ada komentar: